MAHASISWA ABAL-ABAL “Tidak Pernah Merasa Cukup Untuk Belajar” - RosyidMI

Senin, 29 Oktober 2018

MAHASISWA ABAL-ABAL “Tidak Pernah Merasa Cukup Untuk Belajar”


Terbentuknya Mahasiswa Abal-Abal
            Awalnya Mahasiswa Abal-abal (#MAA) merupakan kumpulan Mahasiswa TI (Tekhnik Industri) dari kampus dengan gedung ‘terbanyak’ di Jogja. Para Board of Founder #MAA merupakan mahasiswa yang gemar berdiskusi di sebuah warung burjo di bilangan Jl. Glagah Yogyakarta, tepatnya dibelakang kampus tercinta mereka. Warung burjo tersebut adalah tempat nongkrong, mengerjakan tugas, melepas penat, berdiskusi, ngobrol ngalor-ngidul tentang kemahasiswaan hingga politik dan tentu saja curhat mengenai Gebetan masing-masing. Mereka memilih tempat itu yang nantinya dijadikan Basecamp MAA selain karena nyaman juga karena tempatnya strategis di pinggir jalan. Warung burjo tersebut ramai dilalui mahasiswi-mahasiswi yang jadi sasaran obrolan para mahasiswa TI jomblo ini.

Namun, alasan utama mereka memilih tempat itu sebagai ‘basecamp’ adalah karena pegawai Burjo yang cantik, putih, bohai dan nyaman dipandang, yah.. mirip Kirana Larasati. Kebayang kan, setelah jenuh dengan perkuliahan, dosen yang kadang menyebalkan kemudian menatap lama wajah Kirana Larasati. Capek pun hilang. Semangat kembali penuh.

Berawal dari situlah, Grup Facebook Mahasiswa Abal-Abal lahir, kami menyingkatnya dengan #MAA. Mahasiswa abal-abal percaya bahwa belajar di kampus tidak hanya terikat oleh jurusan yang dipilih, melainkan kita juga harus menyerap ilmu dari jurusan lain (bayar kuliah mahal bro, ga sepadan kalo hanya belajar di jurusan masing-masing). Motto kami adalah “Tidak pernah Merasa cukup untuk Belajar”, adaptasi dari quote Steve Jobs “Stay Foolish, Stay Hungry”.



Ketika sedang berkumpul, Mahasiswa Abal-abal sering sharing dan berbagi Ilmu sesuai jurusan Masing-masing. Tak heran jika ada Mahasiswa jurusan TI yang Bahasa Inggrisnya lebih baik dari Mahasiswa jurusan Bahasa ingris sendiri. Diantara kami, banyak juga yang menjadi supporter bola, terutama liga dunia; Liga inggris, Liga Spanyol dan Liga Italia menjadi favorit kita. Beberapa dari kami juga aktif dalam organisasi kampus seperti UKM Persma, Robotik, Sepakbola, Pramuka hingga musik. Semuanya mempunyai misi sama, yaitu; menyusup kedalam organisasi kampus dan melebarkan kepakan sayap organisasi ‘underground’ Mahasiswa Abal-Abal.
Sangat miris ketika nama Mahasiswa Abal-abal selalu ditujukan untuk sesuatu hal yang negative. Kami ingin merubah cara pandang itu. Beberapa dari kami berhasil lulus cumlaude, sisanya yah… lulus tapi tak tepat waktu.


Banyak anggota MAA yang sudah lulus, Tanggal 24 November 2018 merupakan wisuda bagi anggota MAA terakhir, kami memilih untuk mengakhiri Grup yang telah memberikan kebahagiaan di masa perkuliahan, memberikan semangat dan dukungan kepada setiap member supaya melakukan hal yang baik selama kuliah, tetap mengingat pesan orangtua di rumah, dan siap untuk kembali membangun kampong asalnya.
Sa masih ingat ketika mengantar seorang anggota MAA di Bandara ketika ia kembali ke kampung halamannya, Kalimantan. Tawa dan canda selalu menjadi ciri khas kami, tapi hari itu kita seperti berduka, melepas kepergian teman yang bertahun-tahun menjadi saudara kami baik di kampus maupun di luar kampus untuk pulang. Dan entah, semoga ada kesempatan kami untuk bertemu kembali. Pesan teman-teman saat mengantarnya keep in touch. Selalu berbagi kabar. Ada saudaramu di jogja. (Sumpah sa mo nangis rasanya, jadi melo gini)
Di mobil ketika berangkat, sa mendengar seorang teman berkata “ dengerin ni bro.. keren.. MAA banget; Relax, you’ll graduate, you’ll get a job, you’ll find your love and you’ll get your life”. Kami terdiam mengamini apa yang ia katakana. Yaps…. Itulah kisah elompok dengan rasa persaudaraan erat, BAND OF BROTHERS of MAHASISWA ABAL-ABAL.

Tidak ada komentar: