Muhammadiyah atau NU dan Nasi berkat yang Nikmat
Kita tahu, dua Ormas islam terbesar di Indonesia (Muhammadiyah
& NU
) mempunyai perbedaan dalam beberapa hal. Di Dusun yang saya tempati selama saat
KKN sebulan lalu, perbedaan itu dilebur menjadi satu kebiasaan oleh masyarakat
setempat.
Hal yang menarik dari
dusun ini adalah mengenai masjidnya. Ya, Masjid dusun ini bercat Hijau warna khas
NU
sedangkan nama masjidnya AT TAQWA, nama yang sering digunakan pada masjid Muhammadiyah.
Selain itu kebiasaan warga masyarakatnya pun unik, masih
berpegang teguh pada upacara keagamaan yang kultural seperti nyadran dan
tahlilan kematian seperti kebanyakan masyarakat NU. Tapi Adzan sholat jumatnya
hanya dilakukan satu kali, mengikuti Muhammadiyah.
Saat KKN, saya berkesempatan mengikuti tahlilan (7
harian) di salah satu rumah warga yang kesripahan.
Ini dalah kali pertama saya ikut Tahlilan. Niat awal adalah untuk silaturahmi
setor muka karena sebagai Mahasiswa KKN (pendatang sementara) harus berbaur
dengan masyarakatnya.
Selama tahlilan, saya Berpura-pura mengikuti bacaan
karena saya tak hafal yasin dan tak pandai membaca huruf Arab. Sambil membaca
terjemahan buku yasin yang dibagikan.
Selepas
tahlilan, tiba saatnya makan yang disediakan oleh tuan rumah. Lauk Ayam, Mie,
Telur, saya sikat dengan lahapnya (dari siang belum makan soalnya). Tahlilan tak bisa, Makan pun saya jagonya.
“sering
ikut tahlilan ya mas ? “ tanya seorang warga sambil mengambil rokok dalam
gelas.
“
nggih pak,” jawabku berpura-pura, padahal
ini yang pertama.
“mboten pak, kulo mboten ngrokok” tambahku
ketika beliau menawarkan rokok.
Beberapa
saat kemudian, dibagikanlah Nasi Berkat (nasi kotak) kepada masing-masing yang
datang, dan selesailah tahlilan malam ini.
Dari
tahlilan saya membawa sekotak nasi dengan lauk lengkap. Sampai rumah aku taruh
nasi diatas meja makan, kan kuhabiskan nanti malam sambil nonton Dangdut
Akademi, pikirku. Namun, tanpa diduga, tak hanya aku yang mengincarnya. Kucing pak
dukuh dengan ganasnya mengambil sepotong paha ayam dari nasi berkat itu,
kemudian menumpahkan sisanya hingga berantakan dibawah meja.
Sialan!
.
Ah, Mungkin ini gara-gara niatku
ikut Tahlilan tidak tulus..
Nasi
berkat penuh berkah yang nikmat, Terlewat.
Tidak ada komentar: