Merah Putih
Memangil : A rare actual military action and weaponry defense sytem showcase.
Sutradara : Mirwan Suwarso
Produksi : TB
Silalahi Center, 2017
Cast : Verdi Bhawanta, Mentari De Marelle, Prisia
Nasution, Restu Sinaga, Maruli Tampubolon, Ariyo Wahab.
Merah Putih
Memanggil adalah film action yang digagas oleh Tiopan Bernhard
Silalahi, salah satu tokoh batak berpangkat Letjen (purn) yang datang dari
latar karir TNI yang merupakan mantan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara di Kabinet
Pembangunan VI. Beliau juga gemar menulis dan karyanya dapat kita saksikan
lewat Toba Dreams (2015).
Film Merah
Putih Memanggil bercerita mengenai operasi Pasukan Khusus TNI dalam membebaskan
sandera yang ditawan oleh Teroris. Para teroris ( ariyo wahab, restu sinaga cs)
sebelumnya berhasil membajak sebuah kapal pesiar berbendera Indonesia. Mereka berhasil
menyandera 7 awak kapal yang berasal dari berberapa negara termasuk
Indonesia (salah satunya diperankan oleh Mentari De Marelle) di pulu Tenggol,
bagian selatan negara tetangga. Demi keselamatan warganya, TNI AD dengan Tim
dari Batalyon Anti Teror Kopassus yang dipimpin oleh Kapten Nurman (Maruli
Tampubolon) bersama anggotanya (Verdy Bhawanta, Prisia Nasution & Prajurit-prajurit
TNI asli) diterjunkan guna membebaskan sandera dan melawan para Teroris.
Operasi ini akhirnya juga melibatkan pesawat tempur TNI AU serta TNI AL dengan
kapal perang dan Operasi Kopaska (Pasukan Katak Batalyon Marinir).
Mengusung
film aksi military action showcase seperti
film Act of Valor (2012), Adegan dibuka dengan background para Prajurit TNI yang berlatih fisik dengan giat dan
memukai. Ada pula anggota TNI yang terpaksa meninggalkan Istrinya yang sedang
mengandung (adegan ini mirip film Act of Valor) untuk bertugas. Plot yang
terlalu cepat membuat background para TNI dan Masalah kurang memperlihatkan
situasi krisis. Sutradara terkesan tergesa-gesa dalam membangun karakter dan
alur cerita, mengesampingkan detail cerita untuk membangun karakter tokoh. Bahkan
kita tidak mendapatkan informasi mengenai asal-usul Teroris (ariyo wahab, restu
sinaga) kecuali kalau restu sinaga adalah mantan pasukan khusus.
Film ini berfokus pada upaya TNI untuk membebaskan para sandera.
Adegan penyusupan, taktik militer, hingga gelaran alutsista TNI ditampilkan
dengan sangat detail dan menarik. Misalnya, adegan melintasi jurisdiksi dengan
menanggalkan identitas dan atribut lainnya. Penyusupan dan peperangan
ditampilkan dengan cukup menarik, menggunakan perlengkapan lengkap, sangat asyik dan menegangkan. kecuali terlalu banyak slow motion & backsong yang kurang sesuai dengan adegan, malah mengurangi
ketegangan aksi tembak-tembakan. Ada banyak sekali detail sarana dan
persenjataan militer yang diselipkan; mulai dari comand center, pasukan amfibi,
pesawat tempur, helikopter, hinga kapal perang, membuat film ini seperti mini
parade militer. Prajurit-prajurit TNI asli yang berperan dalam film ini
berakting dengan baik, dalam dialog maupun dalam aksi. Film ditutup dengan
adegan pemakaman dan penghormatan kepada para prajurit yang gugur dalam tugas. Scene ini kembali mengingatkan kita pada
penutup adegan di film Act of Valor.
Merah Putih Memanggil menyuguhkan sesuatu yang berbeda
ditengah belantika perfilman Indoneisa. Aksi nyata tentara dibalut dengan
parade alutsista memang menarik ditonton. Film ini mampu membuat kita
mengetahui lebih dekat mengenai TNI dan aksi-aksi mereka. Pesan film ini adalah
agar kita menghargai para pahlawan. Pesan itu akan lebih mengena ketika
sisi dramatik (background: keluarga) di olah lebih kuat, dan tidak menyuguhkan
aksi semata.
Referensi: https://danieldokter.com/2017/10/08/merah-putih-memanggil-review-film-indonesia-2017/
Tidak ada komentar: