Museum Radya Pustaka, Museum Tertua di Indonesia - RosyidMI

Kamis, 29 November 2018

Museum Radya Pustaka, Museum Tertua di Indonesia

doc. www.indonesiakaya.com
Berkunjung ke kota Solo tak lengkap rasanya jika tidak mengunjungi Museum Radya Pustaka. Terletak sekitar 2,1km dari Stasiun K.A Purwosari di Jalan Slamet Riyadi, dan tidak jauh dari Taman Sriwedari, membuat museum ini mudah diakses oleh pengunjung dari luar kota.
Museum Radya Pustaka merupakan museum tertua di Indonesia, awalnya bernama Paheman RadyaPustaka. Didirikan pada masa pemerintahan Pakubuwono IX oleh Kanjeng Raden Adipati Sosrodiningrat IV pada Selasa Kliwon 18 Oktober 1890 di kepatihan Surakarta. Pada tanggal 1 januari 1913 museum pindah menuju Loji Kadipolo, kompleks kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Bangunan yang sekarang menjadi museum sebelumnya merupakan kediaman seorang warga negara Belanda bernama Johannes Busselaar.
Secara etimologi, “radya” berarti pemerintah, sementara “pustaka” berarti surat. Tempat ini dulunya merupakan tempat penyimpanan surat-surat kerajaan. Seiring berjalannya waktu, barang yang disimpan di tempat ini tidak hanya surat, tapi juga benda penting yang berhubungan dengan kerajaan.
Saat memasuki museum, aroma dupa dan kembang sesaji langsung tercium kuat. Cahaya lampu kekuningan membuat nuansa mistis dalam museum semakin kerasa.
Museum ini memiliki sejumlah koleksi Masterpiece diantaranya buku kuno karangan Pakubuwono IV berjudul 'Wulang Reh' yang berisikan petunjuk pemerintahan, kemudian ada juga buku berjudul 'Serat Rama' karangan Pujangga Keraton Surakarta yaitu Yasadipura I yang bercerita tentang Wiracarita Ramayana. Selain berupa buku ada juga koleksi terkenal berupa patung, yaitu patung atau Canthik Kyai Rajamala, benda pusaka keraton bernuansa mistis ini berupa kepala raksasa yang terbuat dari kayu hasil karya Pakubuwono V sendiri. Rajamala dipercaya mampu memberikan keselamatan dari mara bahaya. Patung ini sangatlah bersejarah karena merupakan hiasan depan sebuah perahu yang dipakai untuk menjemput permaisuri yang berasal dari Madura. 
Koleksi lain dari musium ini adalah 400 buku jawa kuno yang berisi kekayaan budaya jawa dengan cerita wayang, sejarah keraton, jamu, musik gamelan/kerawitan, pawukon dan buku jawa cap. Koleksi pelbagai jenis wayang tersimpan rapi, ada sekitar 481 wayang terpasang tidak hanya dari dalam negeri, seperti wayang purwa, wayang gadog, wayang madya, wayang klithik, wayang sukat, dan wayang beber (1223), wayang dari luar negeri pun menjadi bagian koleksi yang ditampilkan di ruang ini. Misalnya saja wayang nang dari Thailand.
Selanjutnya, terdapat Tosan aji atau ruang logam berharga. Di ruang ini, dipamerkan berbagai senjata yang terbuat dari logamn seperti; keris, golok, parang, clurit dsb, serta miniatur-miniatur rumah joglo, rumah asli Jawa Tengah.
Koleksi alat makan keramik berasal dari Keraton Surakarta, Mangkunegaran, dan eropa. Mayoritas keramik yang disimpan di museum ini merupakan peninggalan masa penjajahan Belanda. Pada salah satu dinding ruang ini, dipajang aneka piring sewon. Piring sewon merupakan piring yang khusus dibuat untuk memperingati 1.000 hari meninggalnya seseorang, biasanya anggota kerajaan.
Di museum ini juga tersimpan sebuah orgel atau kotak musik. Orgel ini merupakan hadiah yang diberikan Napoleon Bonaparte kepada Paku Buwana IV (1788-1820). Terdapat pula patung patung Johannes Albertus Wilkens, Dia merupakan seorang ahli bahasa yang membuat kamus Jawa-Belanda.
 patung Johannes Albertus Wilkens.
doc.www.indonesiakaya.com

Selanjutnya, di ruang tengah tersimpan seperangkat Gamelan agung Slendro pelog milik Kanjeng Raden Adipati Sosrodiningrat IV dan gamelan larasati yang diciptakan oleh Ki Partiwoyono di tahun 1920.
doc. www.indonesiakaya.com

Terdapat pula Arca perunggu berasal dari zaman Hindu-Budha abad ke-7 beserta prasasti berbahasa dan berhuruf jawa kuno. Arca batu Durga Mahesasura Mardhini dan koleksi arca batu lainnya menyajikan perjalanan bersejarah yang luar biasa.

Koleksi Nurmismatika atau mata uang kuno dari pelbagai negara seperti Indonesia, Australia, Belanda, Singapura, Malaysia, Filipina, jepang dan amerika dapat dilihat di salah satu etalase di musium ini.
Mengunjungi Museum Radya Pustaka membuat kita seperti sedang menyusuri perjalanan waktu, pelbagai koleksi museum dari abad 7 hingga sekarang tersimpan rapi dan dapat dinikmati. Dalam rangka menambah wawasan ilmu pengetahuan, salah satu tempatn yang wajib dikunjungi ketika anda sedang di kota Solo.


Sumber :
Doc. Pribadi
www.indonesiakaya.com
tempatwisata.student.umm.ac.id

Tidak ada komentar: