"Kami
dipisahkan oleh jarak yang hanya sekitar 100 yard saat pagi hari Natal itu
tiba. Seorang serdadu Jerman menyanyikan lagu All Through the Night, lalu para serdadu
Inggris membalasnya dengan manyanyikan lagi Good King Wencelas. Pagi berikutnya,
para serdadu saling menyapa. Hello Tommy... Hello Fritz. Serdadu Jerman yang
memulai, mereka keluar dari paritnya dan berjalan menghampiri kami. Tak ada
yang memerintahkan, tapi kami semua memanjat dinding pembatas dan bergabung
dengan mereka. Beberapa dari mereka menghisap cerutu sekaligus menawari kami
cerutu. Kami juga menawarkan sebagian dari yang kami miliki. Lalu kami
mengobrol. Kami berbicara dengan bahasa campur aduk. Ada yang bicara dalam
Inggris, Jerman, dan Prancis... sisanya dengan bahasa isyarat. Kami semua tidak
takut ditembak karena kami semua telanjur berbaur satu sama lain."
Menurut
Felstead, ia tak ingat dari mana datangnya bola namun selama 30 setelahnya
mereka sudah bermain sepakbola. Mereka bermain begitu saja. "Saya masih
ingat bagaimana salju teracak-acak. Tidak ada yang menjaga gawang," kenang
Felstead yang wafat pada 22 Juli 2001. Gencatan senjata berhenti ketika
seorang perwira inggris berteriak, "You came out to fight the
Huns, not to make friends with them." Selanjutnya bisa dibayangkan, para tentara
kembali ke parit masing-masing. Ketegangan berlanjut...
Kisah mengenai jeda singkat
peperangan saat perang terjadi di sekitar Ypres, Belgia. Lagi-lagi
tentara jerman yang memulai, mereka mendekorasi parit-parit pertahanan dengan
hiasan natal serta menyanyikan lagu-lagu natal yang menyentuh. Tak heran jika
tentara Inggris (sekutu) kemudian membalasnya dengan bernyanyi lagu-lagu natal
pula. Dan, bisa ditebak selanjutnya, mereka keluar dari persembunyian masing
masing berfoto bersama, bernyany, berbagi souvenir, alkohol, dan makanan. Seolah-olah,
kepentingan politik, kebencian perang hilang ketika malam itu. Malam suci bagi
umat kristiani. Gencatan senjata pada malam natal seperti diatas disebut dengan
Christmas truce.
Tentara Inggris dan Jerman berfoto bersama saat Christmas Truce |
Beberapa surat yang ditulis oleh tentara-tentara Inggris yang
berada pada saat Christmas Truce 1914 didokumentasikan di situs Christmas
Truce. Salah satu contoh adalah tulisan Kopral Copper dari unit pasukan 2nd
Northamptonshire Brigade ke-22 kepada Nona N. Thody yang menceritakan “Sekarang saya ingin memberitahumu sesuatu
yang engkau sulit percayai, tetapi itu sungguh benar. Tidak ada tembakan pada
Hari Natal dan orang-orang Jerman sungguh bersahabat dengan kami. Mereka bahkan
datang ke parit-parit kami dan memberikan kami tembakau, rokok, dan coklat dan
tentu saja kami memberikan mereka sesuatu sebagai balasannya.”
Mereka bahkan melakukan
upacara pemakaman bersama. Pada sejumlah tempat, perdamaian memang terganggu
dengan adanya tindakan curang, seperti beberapa tentara yang ditembak saat
berada di wilayah musuh mereka. Namun, dibeberapa tempat, gencatan
senjata berlangsung meriah. Bahkan sampai malam tahun baru.
Sejarawan Tony Asworth pada bukunya, menulis bahwa ada kasus
di mana gencatan senjata berlanjut hingga ke beberapa perjanjian lain. Di
antaranya perjanjian untuk tidak saling menyerang saat waktu minum teh, makan
siang, atau waktu mencuci baju. Hingga ada beberapa titik di garis depan, yang
mengalami hanya sedikit pertempuran untuk waktu yang panjang. Asworth menyebut, contoh paling dramatis dari hilangnya
semangat bertempur adalah penolakan untuk bertempur, hingga aksi protes damai.
Sebuah monumen untuk memperingati gencatan senjata Natal dibangun di
Frelinghein, Prancis, pada 11 November 2008. Pada 12 Desember 2014, sebuah
acara peringatan digelar di National Memorial Arboretum di Staffordshire, oleh
Pangeran William. Kemudian Komite Perdamaian Martin Luther King melakukan
gerakan yang memungkinkan sekolah-sekolah dan gereja, untuk memperingati
Gencatan Senjata Natal Desember 1914. Penggagasnya mengatakan, tujuan gerakan
itu adalah membantu para guru sekolah, untuk menjelaskan pada anak-anak tentang
peristiwa yang terjadi pada Desember 1914, tentang pesan Natal untuk mewujudkan
damai di bumi. Disebutkan bahwa gencatan senjata yang dilakukan secara spontan,
secara langsung memang bertentangan dengan perintah dari pimpinan, namun
merupakan sebuah pengakuan tentang rasa kemanusiaan.
*dirangkum
dari berbagai sumber
Tidak ada komentar: