Pagi ini, setelah 'Little Bastard' SPR125R selesai
dicuci, Ia seakan kembali suci, bersih dari debu yang mengotori, bahkan disela
sela selangkangan terdalam sekalipun.
Siangnya,ku
kendarainya menembus medan yang berat ditengah mbulak menuju kampus. jalan
rusak nan banyak menanjak membuatnya berjalan dengan kecepatan yang tak stabil.
Naas, ketika di tanjakan yang lumayan tinggi,
rantainya lepas. kemudian stuck di
gear hingga membuat roda belakang tak bisa berputar (ga usah dijelasin roda belakang
keles, emang roda depan ada hubungan sama rantai, Bodoh kali kau ini). Shhhrrrooockkkkkkk.... suara keras seperti riak (lendir)
di hidung yang di hirup dengan kencang (ya ampun, diksinya bosok sekali)
berbunyi karena roda bergesekan dengan aspal nggronjal. sempat membuat orang yang
tinggal di sekitar keluar rumah untuk melihat, manusia macam apa yang bersendawak
begitu kerasnya di siang bolong begini.
bedebah,
ditengah jalan menanjak, jauh dari bengkel malah roda stuck tak mau berputar.
aku
pinggirkan 'si merah putih' dengan digotong (diangkat ding) bersama
beberapa orang baik yang menolong.
......Mampuslah
aku, Rantainya Putus komander!!
ohh
shitt...
Untungnya dengan cepat ada kunci pas yang
bisa digunakan untuk melepas rantai yang nggecet
di gear blakang. Ohh...terimakasih yang setulusnya, buat mas ganteng tadi. Engkau
telah membuka hatiku, bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Bahkan ketika
rantai yang stuck di gear, di tengah antah brantah sekalipun. Setidaknya, itu
membuat roda SPR125R dapat berputar. Setelah menucapkan terimakasih, aku
berpamitan. Tak lupa bertanya, dimanakah gerangan bengkel terdekat pada warga
setempat. “ depan situ mas, ada bengkel, deket kok”. Ujar ibu-ibu sembari
menunjukan kearah bengkel yang dituju.
Daaaaan... ternyata Jauh untuk ukuran berjalan
kaki, apalagi sambil mengandeng motor yang ogah-ogahan berjalan (ia, menggandeng madafaka!, kalo
ndorong, siapa yang nyetir ? ).
Beberapa lama kemudian, dengan basah
kuyup karena keringat sampailah kami di bengkel yang maksud ibu tadi. Mungkin
aku terlalu capek sehingga Aqua yang kubeli rasanya tawar. Untung ga berasa
yang tertinggal, rasa bertepuk sebelah tangan, atau malah rasa diduakan.
Back
to ‘Little Bastard”..
Si
bedebah itu akhirnya di rawat oleh tangan yang tepat, the professional !!
“masih
lama ga mas ?” tanyaku, mencari kepastian. (ya, orang ini memang penuh pengalaman di gantung, diPHP, bahkan
di.. sebagian teks hilang)
‘ora
mas, diluk we rampung’ ujar mas montir.
Dan,
sesaat kemudian kata-kata mutiara yang syahdu penuh makna dari montir tadi
kudengar...
“ Mas, Rantai kalo ga dirawat
cepat berkarat, akhirnya putus,” ujarnya dengan raut muka serius.
“iya
mas” jawabku singkat.
Aku tidak terlalu memperhatikan
mengenai rantainya. Tapi yang dibilang montir tadi mengenai “tak dirawat, cepat
berkarat, akhirnya Putus” membuatku terlempar ke beberapa hari belakangan ini, The
memory remains. Seperti lagunya Metallica yang ku dengar beberapa menit lalu.
Hubunganku dengan seorang gadis, yang
belakangan sudah jarang komunikasi, membuatku langsung mengirim pesan pendek
padanya untuk sekedar bertanya kabar dan memberi sedikit perhatian di sela-sela
kesibukan masing-masing. Beberapa hari ini komunikasi kami hambar, tawar, seperti
Aqua yang ku minum tadi.Bahkan rencana untuk bertemu pun gagal, karena hujan
yang tak kunjung reda kemarin sore.
aku ketik dengan singkat, sekedar menyapanya hari ini..
aku ketik dengan singkat, sekedar menyapanya hari ini..
Sembari menunggu jadinya si kampret,
kami saling balas-membalas pesan. Tak terasa, menunggu pun tak membuatku merasa
bosan, apalagi melihat senyumnya meski dari poto membuat capaiku berkurang.
Belajar dari apa yang kualami hari ini,
bahwa apapun itu ketika diabaikan, tak dirawat akan berkarat, dan putus atau
rusak jika terlalu lama diabaikan.
“Sudah
selesai mas, coba dijajal enak gak”
“Apanya
mas, eh.. iya mas”
Akhirnya, Si merah putih itupun jadi,
tak harus ganti rantai namun pesan mas montir rantainya hanya sementara, harus
segera diganti kemudian dirawat supaya tak terjadi kejadian serupa.
Jengkel awalnya, mengalami kejadian
buruk yang tak terduga; rantai putus di tengah jalan, sehingga membuat rencana
hari ini berantakan. Namun, pada akhirnya aku bisa tersenyum, ketika motor
tercinta “sang merah putih” kembali dapat berjalan, dengan
sedikit usaha dan kesabaran.
Terlebih,
banyak hikmah yang dapat kuambil dari tragedi rantai lepas hari ini.
Thanks
to :
Orang
yang meminjamkan Kunci pas, Ibu-ibu penunjuk tempat bengkel, dan terutama Mas Montir Bijak.
Tidak ada komentar: