Sarasehan Sejarah "Narasi Sejarah melalui Seni Rupa/Tata Kelola Seni" - RosyidMI

Jumat, 22 Oktober 2021

Sarasehan Sejarah "Narasi Sejarah melalui Seni Rupa/Tata Kelola Seni"

Jumat (22/10), Bangunharjo, Bantul - Sarasehan sejarah mengangkat judul "Narasi Sejarah melalui Seni rupa/Tata Kelola Seni dihadiri oleh Dinas Kebudayaan Bantul, Prof. Margono yang merupakan dosen UGM, Dr. Mike susanto (Dosen Tata Kelola Seni ISI), Lurah kalurahan Bangunharjo & Muda-mudi karangtaruna se-bantul.

Kegiatan ini Bertujuan memberi pengetahuan sejarah kepada generasi muda untuk merefleksikan sejarah ke dalam bentuk seni rupa. Prof. Margono, yang merupakan Kurator pameran seni rupa Diponegoro, pameran seni rupa Sri Sultan Hamengkubuwono IX dalam materinya menjelaskan sejarah harus ditampilkan dalam seni karena akan lebih menarik masyarakat luas terutama anak muda para penikmat & pelaku seni. Dia menambahkan, Sejarah tidak harus tokoh besar yang sudah terkenal. Namun, sejarah desa pun dapat diangkat & ditampilkan. Karena pasti di setiap desa terdapat kisah atau tokoh yang menarik untuk dikaji & digali. Sebagai contoh sejarah Sendang Angin-angin di dusun Guwo, triwidadi, Pajangan, Bantul. Menurutnya sejarah dapat ditampilkan secara modern, supaya menumbuhkan minat generasi muda untuk nguri-uri kabudayaan di lingkungan tempat tinggalnya.
Salah satu kekuatan yang membuat desa menarik adalah narasi tentang desa tersebut. Dengan narasi yang baik, potensi desa di semua sektor dapat terangkat, baik budaya, wisata, kuliner, dll. Sejarah di bantul kebanyakan masih berupa sejarah lisan, yang diturunkan turun-temurun melalui cerita & kisah. Sehingga perlu adanya pembukuan sejarah berupa karya-karya literasi, seni rupa, seni kreatif & seni kontemporer.
Dr. Mike Susanto menambahkan, potensi desa terutama di sektor sejarah dapat ditampilkan dengan seni kontemporer dan seni kreatif.
Menurutnya, mengangkat sejarah & Kebudayaan di DIY tidak dapat melupakan 5K (Keraton, Kampung, Keprajan, Kampus, Komunitas). Lima Aspek tersebut merupakan pondasi dalam melestarikan sejarah. Maka, lima aspek tersebut harus dilibatkan, sesuai arahan Sri Sultan HB X, jelasnya.
Sarasehan ini ditutup setelah diskusi tanya jawab dengan peserta yang merupakan anggota dari karangtaruna se-bantul. 

Tidak ada komentar: