Selama hidup seperempat abad lebih, saya baru dua kali tiga kali mengunjungi bioskop. Itu pun ramau-ramai, tidak pernah berduaan pas pacaran. Gimana mo berduaan, pacar atau gebetan aja ga punya. Jadi jangan tanya saya soal mantab-mantab pacaran di bioskop. Ciuman, pelukan, pegangan tangan pas adegan serem, sa belum pernah mengalami. (Udah-udah.. fokus, ga boleh curhat, ni melebar pembahasannya).
Pertama kali nonton di bioskop waktu masih SMA. Sekitar tahun 2010an Itu pun karena ditraktir oleh temen yang ultah. Kita berlima saat itu. Film yang kita tonton adalah Harry potter and the Deathly Hallows Part 1.
Kedua kalinya adalah beberapa bulan lalu. Jeda yang lumayan panjang, hampir sepuluh tahun.
Kedua kalinya pun masih sama, sa tak pernah menikmati menontom film di bioskop berduaan.
Kali ini ini saya berempat. (Skip skip... Mau melebar ini pasti.. wkwkwk)
Film yamg kami tonton kala itu adalah Lampor; keranda terbang. Ebuset, film yang bikin penasaran kami berempat karena diangkat dari urban legend di kaki gunung daerah temanggung.
Sepanjang nonton saya hanya cekikikan karena ngeghibah dua teman kami. Ditambah lagi rasa pengen pipis karena hawa dingin di bioskop kelewat brengsek. Kayaknya emang disetting supaya para pasangan dapat menikmati momen berduaan mereka daripada menikmati filmnya sendiri. Juh!
Apalah daya, sa tipe orang yang ga bisa menonton film dengan normal. Tiap ada hal yang membuat penasaran, sa pasti akan googling mencari tahu. Dan itu membuat sa melewatkan jalan cerita film untuk beberapa saat. Oleh karena itu sa lebih suka bersabar menunggu film diunggah online. Supaya bisa menonton film dengan nyaman di kamar sendiri. Jika ada hal yang lucu kadang sa bisa putar berulang kali, sampai kadar lucunya berkurang. Atau menjeda film ketika harus membalas chat dari pacar. Eh, iya gak punya pacar. Wkwkwk
Hal yang tidak dapat sa lakukan ketika di bioskop.
Udah ah, males ew nulisnya. Nulis ni kerna gabut aja nunggu hujan reda di angkringan.
Tidak ada komentar: