Perjalanan Seorang anak "penggangu" hingga berkostum Biru - RosyidMI

Rabu, 15 Maret 2017

Perjalanan Seorang anak "penggangu" hingga berkostum Biru


Suatu Senja di sebuah lapangan sepakbola, kota kecil negara Belgia ; La louviere. Matahari bersinar cerah berkilauan ketika sinarnya mengenai rumput lapangan yang hijau. Saat itu sedang berlangsung sebuah pertandingan sepak bola untuk anak-anak. Dari tribun penonton, seorang anak kecil berumur lima tahun melihat pertandingan dengan seksama. Matanya melihat tajam mengikuti arah bola menggelinding. Kedua kakinya tak henti-hentinya digerakan, mengisyaratkan ingin mengikuti bermain di tengah lapang.  
Beberapa saat kemudian, anak kecil tersebut berlari membawa bola masuk ke lapangan menuju titik putih. Dia kemudian mengambil ancang-ancang dan menendang bola tersebut sekencang-kencangnya! Tepat melesat dengan akurat di sudut gawang. 
Anak yang “mengganggu” pertandingan tersebut ialah EDEN HAZARD.
Pascal-Demoitiez

Itulah pertama kali saya melihat Eden, dan sampai sekarang masih terus terngiang di pikiran saya. Tentu saja kami tak mengizinkan ada orang lain di lapangan ketika ada pertandingan. Jadi kami harus memperingatkannya, Tapi saat itu, ketika saya mendekatinya, saya tidak percaya dengan apa yang saya lihat. Ia sangat mungil, berumur kurang dari lima tahun, tapi bisa melakukan hal itu. Ia juga tak mengenakan apa-apa di kakinya. Tanpa sepatu, apalagi kaos kaki. Dan yang ia pakai adalah bola sungguhan, bukan bola plastik. Saya tidak mengerti bagaimana ia bisa melakukan itu semua. Jadi saya mencoba untuk mengundangnya untuk ikut berlatih bersama tim junior kami. Ia punya bakat yang hebat, Anda tak perlu mengajarinya sesuatu. Berikan saja ia bola dan lihat apa yang ia lakukan. Semua terjadi dengan natural.” Kenang Pascal Delmoitiez, direktur umum Royal stade Brainois FC kala itu yang menjadi orang pertama yang  takjub akan bakat muda Hazard.
Sejak saat itu, Avenue du Stade di kota Braine-le-Comte, 30 kilometer dari Brussels menjadi saksi bisu aksi-aksi Hazard berikutnya. Pada usia 10 tahun, Ia lantas bergabung ke klub junior Tubize setelah salah satu staf kepelatihan tim junior tubize, Fathi Ennabli tertarik dengan aksi-aksi Hazard kecil.
Fathi Ennabli

“Eden masih sangat mungil kala itu. Tapi keajaiban selalu terjadi ketika ia membawa bola. Kontrolnya sangat istimewa, begitu juga dengan akselerasinya. Usaha kami untuk mendapatkannya tidak mudah. Thierry dan Carine (orang tua Hazard) berkata bahwa anaknya ingin bermain di klub yang besar. Dan disaat bersamaan, Anderlecht dan Standard Liege, juga ingin Eden masuk ke tim muda mereka. Tapi untunglah Eden punya Thierry dan Carine. Mereka paham bahwa Eden masih sangat muda dan harusnya berlatih bersama klub yang dekat dengan tempat tinggal mereka. Mereka juga merasa Eden masih terlalu muda secara mental dan fisik untuk bergabung dengan dua klub itu. Akhirnya, jadilah Eden bergabung ke tim kami.”- Fathi Ennabli.
Di Tubize, Hazard berkembang dengan cemerlang. Kemampuanya membuat klub asal perancis, lille, tertarik untuk meminangnya. Hingga Pada tahun 2005 Hazard resmi masuk klub lille, dan menjalani pelatihan di klub tersebut selama 2 tahun. Hazard memulai debutnya bersama Lille Junior saat melawan Racing Club de France, September 2007. Ia kemudian mengakhiri karirnya bersama Lille Junior usai mengikuti 11 pertandingan dan mencetak 1 gol.  Setahun kemudian, Hazard mulai masuk tim Lille Senior dengan debut sebagai pemain cadangan melawan Sochaux, September 2008. Ia mencetak gol pertamanya saat melawan Auxerre dan menjadi pencetak gol termuda sepanjang sejarah saat itu. 
Hazard terus menunjukkan kemajuan yang pesat bersama Lille. Tercatat selama musim 2008-2009 ia telah mencetak 6 gol. Berkat kesuksesannya tersebut Hazard dianugerahi Pemain Muda Terbaik oleh UNFP (National Union of Professional Footballers/ Persatuan Pemain Sepak Bola Profesional Perancis). 
Eden turut membela Tim Nasional Belgia. Debut internasionalnya terjadi saat berusia 17 tahun dalam pertandingan melawan Luxemburg, November 2008. Hingga tahun 2013, Hazard telah berhasil melesakkan 5 gol dalam 42 pertandingan bersama Timnas Belgia.
Di musim terakhirnya di Lille dia mencetak 21 gol dari 48 penampilan, Hazard juga membuat 18 assist. Lille sendiri berada di peringkat ketiga di bawah Montpellier dan Paris St-Germain dan membawa mereka ke babak kualifikasi Liga Champions. Di pertandingan terakhirnya bersama Lille, ia diberi kehormatan menjadi kapten tim dan mencetak hat-trick melawan Nancy.

Sebuah panggilan telepon membawaku ke Stamford bridge
Jelang musim 2011-12 berakhir, pelatih Rudi Garcia mendapatkan telepon dari pemilik Chelsea, Roman Abramovich, soal tawaran pindah ke timnya. Namun, Hazard sempat ragu dengan tawaran itu. Keinginan Eden Hazard untuk bermain di liga champions membuat dia ragu untuk bergabung (saat itu Chelsea berada di peringkat 6 klasemen EPL, namun dapat menjuarai Liga Champions).
Manajer Chelsea saat itu, Roberto Di Matteo, mengatakan bahwa timnya membutuhkan Hazard, meski telah memiliki Juan Mata dan mendatangkan Oscar. “Lalu, Gervinho meneleponku,” cerita Hazard. Gervinho punya kedekatan dengan Hazard karena sama-sama membela Lille. Namun, setelah Lille juara, Gervinho langsung bergabung dengan Arsenal pada musim panas 2011. “Gervinho berkata, ‘Ada seseorang yang mau berbicara’,” lanjut Hazard. “Saat itu, aku tak tahu siapa yang mau berbicara denganku. Namun, kemudian aku mengenalnya, dia Drogba. Dia sangat menginginkanku bergabung.” Telepon dari Drogba itu membuat Hazard tersanjung. Di mata Hazard, Drogba merupakan salah satu striker terbaik dunia. “Pada saat itu, aku memang belum menandatangani tawaran Chelsea. Namun, kini aku senang dengan pilihan yang kubuat,” ujar pemain asal Belgia ini.  
Saat Hazard menandatangani kontrak dengan Chelsea, Drogba memilih pergi. Pada Juni 2012, Drogba memilih bergabung dengan Shanghai Shenhua. Mereka kemudian bermain bersama saat Drogba kembali ke Stamford Bridge pada musim 2014–2015.
Hazard bersama Drogba saat merayakan juara Liga









"Kami hanya mendapatkan sedikit uang dari penjualan Eden ke Chelsea, mungkin hanya sekitar 150.000 pounds. Tapi itu tak masalah. Kami sudah cukup bangga bisa mencetak bintang sekelas Eden,” tutup Ennabli.




Source : Panditfootball.com/wowkeren.com /fourfourtwo.com/google.com


Tidak ada komentar: