21 September 2014,
Pertandingan Manchester city melawan Chelsea di Etihad stadium dalam lanjutan Liga
Primer Inggris merupakan pertandingan penuh emosional bagi Frank Lampard jr. Sang legenda Chelsea itu telah mencatatkan
namanya sebagai pencetak gol terbanyak dalam sejarah klub dengan 211 Gol dari
649 laga. Catatan asisnya juga luar biasa, tertinggi ke dua setelah Ryan Giggs
di era Liga Primer.
Disamping kontribusinya
di lapangan, Lamps sangat dihormati oleh suporter dan rekan-rekannya di Chelsea
karena kecintaannya kepada klub dan kerendahan hatinya. Saat waancara dengan
Chelsea TV pada februari 2010, ia mengungkapkan untuk menjadikan Chelsea
sebagai klub terakhirnya. Lampard kemudian menceritakan bagaimana ia menolak
tawaran Jose Mourinho untuk bergabung di Inter Milan. Alasannya sederhanya ; karena
Ayah dan Ibunya.
“Aku tak akan pernah bisa lupa apa yang Ayah
dan Ibu ku katakan, ‘Jangan lupa saat kau pergi kelapangan, semua orang
menyanyikan namamu, jangan lupa kemurahan hati macam apa yang mereka berikan
terhadap bocah dari West ham yang hijrah ke london.’ Hal itu membuatku berpikir
bahwa aku telah mengambil keputusan yang tepat.” Terang lampard
“ Keluargaku selalu ingin agar aku bertahan di
Chelsea. Banyak Hal yang terjadi dalam hidupku dan lalu aku berpikir,
bagaimanaaku bisa mengenyahkan semua itu ? itu tidak akan menyisakan apa-apa
kecuali keputusan buruk (jika memilih pergi). Aku sangat senang sekarang karena
aku bisa mengakhiri karirku disini (Chelsea).”
Impian Lampard mengakhiri karir sebagai pesepakbola di
Chelsea harus sirna setelah Ia terpaksa meninggalkan klub yang telah dibelanya
selama 13 tahun, karena The Blues memutuskan tidak memperpanjang
kontraknya di musim 2014/2015. Sang pemain kemudian hijrah ke New York City FC
untuk melanjutkan karir. Hal ini ia lakukan karena Ia tak ingin membela klub Inggris
selain Chelsea.
Namun jalannya tak seperti yang ia rencanakan. Jeda
kompetisi liga MLS membuat NYC FC meminjamkannya ke Manchester City selama enam
bulan (diperpanjang menjadi satu musim) untuk menjaga performa Lampard. Lampard
tak dapat menolaknya, karena Kenyataanya NYC FC dimilik oleh Abu Dhabi United
Group. Sebuah konsorsium kaya raya yang juga menjadi pemilik Manchester City.
“Aku
sempat diminta untuk tinggal di Manchester City oleh para petinggi klub, dan
itu bukan perkara yang mudah.” Kenangnya kepada DailyMail
2015. Keengganan Frank Lampard untuk kembali lagi ke inggris sebagai pemain
terlihat di wajahnya yang tampak terpaksa bahagia ketika di perkenalkan sebagai
pemain City.
Tak ada yang menyangka Lampard akan Kembali ke Liga
inggris dengan kostum “biru” yang berbeda. Berhadapan dengan Chelsea sebagai
lawan, Klub yang telah membesarkan namanya. Santer terdengar, Lampard enggan
bermain ketika Manchester City berhadapan dengan Chelsea. Namun, Manuel
Pellegrini menolaknya. "Saya akan berbicara mengenai hal itu
dengannya. Tapi dia pemain Manchester City. Lampard akan bermain di setiap
pertandingan yang dia dibutuhkan untuk turun," terang Pellegrini kepada Sportsmole.
Sebagai pemain, ia harus bersikap profesional terhadap klub yang dibelanya.
Ketika Manchester City menjamu Chelsea di Etihad
Stadium dalam lanjutan Liga Primer Inggris. Chelsea sedang dalam performa
terbaik dan datang dengan rekor kemenangan beruntun dalam empat pertandingan. Nama Lampard pun masuk dalam daftar pemain cadangan
Manchester City di pertandingan itu. Sepanjang pertandingan beberapa kali
komentator mengulas momen Lampard saat masih berkostum The Blues sehingga membuatnya sering di sorot kamera.
Pertandingan berjalan alot, tak ada gol yang tercipta hingga
akhir babak pertama. Namun, pada menit ke-71 Etihad terdiam ketika Andre
Schürrle mampu mencetak gol untuk tim tamu setelah memanfaatkan umpan dari Hazard.
Tertinggal di menit-menit krusial, membuat Pellegrini memutuskan untuk
memasukan pemain yang sekiranya dapat mengubah keadaan. pada menit ke-78, Seluruh
yang hadir di stadion tertuju ke pinggir lapangan ketika Lampard memasuki
lapangan menggantikan Aleksandar Kolarov. Pemain dengan no punggung 18 itu disambut
dengan teriakan meriah ribuan suporter tuan rumah.
Suporter Chelsea yang datang ke Etihad tak kalah riuh,
mereka memberikan applause yang
begitu meriah. Sembari menyanyikan Chant untuk
lampard dengan lantang, Chant yang tak
asing lagi bagi Lampard. Karena selama 13 tahun selalu dinyanyikan ketika
Chelsea berlaga, terutama di markas mereka, Stamford bridge. Mendengar sambutan
yang begitu meriah, emosi Lampard teraduk. Sesekali Ia melihat kearah sumber
suara, tribun tempat suporter Chelsea berada.
Beberapa menit kemudian, terjadilah momen emosional bagi
lampard. Menerima umpan dari James Milner, Lampard berhasil mengecoh John Terry
kemudian mencetak gol melalui tendangan first
time yang tak dapat diantisipasi oleh Thibaut Courtois.
Dinding emosi itu pun runtuh. Seketika Etihad
bergemuruh. Ribuan suporter Manchester city bersorak. Lampard berhasil menyamakan
kedudukan menjadi 1-1 sekaligus menyelamatkan City dari kekalahan dikandang sendiri. Sedangkan suporter Chelsea hening seakan tak percaya terhadap apa yang baru saja terjadi.
Tak ada selebrasi, wajah Lampard tampak begitu lesu dan
penuh emosi usai mencetak gol tersebut. Dia berjalan ke pinggir lapangan dengan
menengadahkan kepalanya ke langit kemudian menunduk seakan tidak percaya ia telah
membobol gawang klub yang telah dibelanya selama 13 tahun. Klub yang membuatnya menjadi seorang Legenda sepakbola, Klub
yang suporternya sangat menghormati dan mencintainya, menyanyikan chant bagi-nya di setiap pertandingan
dan memasang gambarnya di markas mereka, bahkan ketika Lampard sudah tak lagi
berwarna “Biru”.
“Ini sangat sulit. Aku memiliki masa 11 tahun
yang menakjubkan dengan Chelsea. Aku tidak berharap untuk mencetak gol,"
Fans Chelsea menyanyikan namaku. Itu pertandingan emosional, aku tidak ingin
mengucapkan perpisahan dengan cara ini," ujar Lampard dilansir oleh Squawka.
Terlalu banyak memori indah bersama Chelsea dan begitu
berharganya Chelsea di mata seorang Frank Lampard. Pikiran dan hati lampard
melayang ke masa lalu. Membayangkan setiap momen, setiap pertandingan yang ia
lewati dan setiap Gol yang ia torehkan dengan seragam biru yang asli, Biru
kebanggaan Chelsea.
Namun, Tidak ada yang lebih mengharukan baginya
ketimbang teringat pesan sang Ibu sebelum meninggal agar dirinya terus dan
tetap bermain bersama Chelsea. Air matanya pun jatuh, bersamaan dengan
tepuk tangan dan riuh seisi stadion yang meneriakan namanya.
Setelah pertandingan, dengan mata berkaca-kaca, ia
menghampiri tribun suporter Chelsea yang tak henti-henti meneriakkan chant baginya. Kemudian dengan rendah
hati Melambaikan tangan membalas sambutan hangat yang diberikan oleh suporter
mantan klubnya itu. Emosinya teraduk, melihat banner yang dibentangkan oleh
suporter Chelsea...
“Good bye Frank, Once
A Blue Always A blue”
“Dia mendapat sambutan yang baik, ini merupakan
Inggris dan Chelsea, orang-orang Chelsea tak akan pernah melupakan apa yang
pernah dilakukan seseorang di klub ini.” - Mourinho
Sebuah romantisme antara
Lampard dan Suporter Chelsea di etihad, menunjukan sepakbola tak melulu soal
menang, juara dan piala. Lebih dari itu, selalu ada drama dan makna didalamnya.
Sumber
: Goal.com,Panditfootball,Fourfourtwo,fandom
Tidak ada komentar: