THE NATURE OF
KRETEK
Rokok
kretek, merupakan
rokok tradisional asli nusantara yang sarat penuh makna dan filosofi di dalamya. Kretek
membuat penikmatnya lebih tenang, mengepul dengan santai, menggali inspirasi,
imajinasi, hingga menemukan solusi dari permasalahanya.
Banyak
Para pendiri dan tokoh bangsa hingga tokoh agama yang merokok, sebut saja
soekarno, Soeharto dsb.
Dalam
setiap lintingannya, rokok kretek penuh akan makna kehidupan. Mulai dari ketika
menata tembakau di garet-nya, harus lurus dan rata agar ketika dilinting tidak
"mecer, amburadul" kemana-mana. Maknanya, Manusia harus hidup lurus, tidak menyimpang dari kodratnya. Semua sudah
ditakdirkan oleh yang kuasa dan tugas sebagai hamba adalah menjalaninya, meski rata ada suka
dan duka.
Setelah
itu rokok dibumbui cengkeh, banyak sedikit menentukan rasa sesuai penikmatnya.
Simbol manusia dapat memilih rasa bahagia, sedih, iri, dengki, cemburu, galau,
putus asa dsb. Menyulut "udud kretek" pun ada aturannya. Hisapan
pertama akan terasa kurang nikmat, karena perpaduan cengkih dan tembakau yg
sedikit di ujungnya. Sehingga rokok kretek dinikmati ketika ditengahnya,
bahkan di pangkalnya. Apapun dan bagaimanapun kondisinya, pahit kehidupan
ketika berusaha, dan tidak putus asa, semua akan indah akhirnya. Kalau belum
indah, itu bukan akhir namanya.
Kretek
adalah lambang ke-khusyuk-an.
Menikmati kretek tidak bisa ketika sedang diburu
pekerjaan, maka para petani menikmati rokok dengan cara "nglinting"
ketika sedang istirahat di sela-sela kesibukan menggarap sawah dan ladang
mereka. Begitu tentram, sambil bergurau bersama para petani dan hidangan
alakadarnya yang mereka bawa dari rumah.
Saya
rasa, inilah kemerdekaan hakiki rakyat kecil. Kemerdekaan lainnya hanya bulshit semata.
Karena dengan menikmati kretek selepas bekerja, mampu meringankan pikiran dan
lelah mereka, penikmat kretek yang membumi.
Tidak ada komentar: