The Nature of KRETEK - RosyidMI

Rabu, 16 November 2016

The Nature of KRETEK


THE NATURE OF
KRETEK


Rokok kretek, merupakan rokok tradisional asli nusantara yang sarat penuh makna dan filosofi di dalamya. Kretek membuat penikmatnya lebih tenang, mengepul dengan santai, menggali inspirasi, imajinasi, hingga menemukan solusi dari permasalahanya.
Banyak Para pendiri dan tokoh bangsa hingga tokoh agama yang merokok, sebut saja soekarno, Soeharto dsb.

Dalam setiap lintingannya, rokok kretek penuh akan makna kehidupan. Mulai dari ketika menata tembakau di garet-nya, harus lurus dan rata agar ketika dilinting tidak "mecer, amburadul" kemana-mana. Maknanya, Manusia harus hidup lurus, tidak menyimpang dari kodratnya. Semua sudah ditakdirkan oleh yang kuasa dan tugas sebagai hamba adalah menjalaninya, meski rata ada suka dan duka.
Setelah itu rokok dibumbui cengkeh, banyak sedikit menentukan rasa sesuai penikmatnya. Simbol manusia dapat memilih rasa bahagia, sedih, iri, dengki, cemburu, galau, putus asa dsb. Menyulut "udud kretek" pun ada aturannya. Hisapan pertama akan terasa kurang nikmat, karena perpaduan cengkih dan tembakau yg sedikit di ujungnya. Sehingga rokok kretek dinikmati ketika ditengahnya, bahkan di pangkalnya. Apapun dan bagaimanapun kondisinya, pahit kehidupan ketika berusaha, dan tidak putus asa, semua akan indah akhirnya. Kalau belum indah, itu bukan akhir namanya.
Kretek adalah lambang ke-khusyuk-an.
Menikmati kretek tidak bisa ketika sedang diburu pekerjaan, maka para petani menikmati rokok dengan cara "nglinting" ketika sedang istirahat di sela-sela kesibukan menggarap sawah dan ladang mereka. Begitu tentram, sambil bergurau bersama para petani dan hidangan alakadarnya yang mereka bawa dari rumah.
Saya rasa, inilah kemerdekaan hakiki rakyat kecil. Kemerdekaan lainnya hanya bulshit semata. Karena dengan menikmati kretek selepas bekerja, mampu meringankan pikiran dan lelah mereka, penikmat kretek yang membumi. 

Selamat menikmati lintingan yang menggugah inspirasi.

Tidak ada komentar: